Rilis Inflasi, NTP, dan Pariwisata di Kantor Gubernur Riau

Pekanbaru (01/04/2024), BPS Provinsi Riau telah merilis Berita Resmi Statistik Inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), Perkembangan Pariwisata. Agenda rutin BPS yang biasanya terselenggara di Aula Kantor BPS, kali ini terlaksana di Ruang Melati Kantor Gubernur Riau dengan dihadiri Gubernur Riau yang diwakili oleh Assisten II Sekretariat Daerah Provinsi Riau Bidang Perekonomian dan Pembangunan yakni M. Job Kurniawan, S. AP., M.Si., turut dihadiri Drs. Alzuhra Dini Alinoni, M.Si. selaku Kepala Biro Perekonomian, serta Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau Ir. M. Taufiq Oesman Hamid, MT, Perwakilan dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) Riau, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta instansi vertikal di lingkup Provinsi Riau. Selain itu, undangan dihadiri oleh akademisi dan awak media.

Gubri yang dalam hal ini diwakili oleh Job Kurniawan memberikan sambutan yang salah satunya membahas bahwa manfaat dan penggunaan data rilis menjadi potret pergolakan ekonomi di Riau dan agar bisa ditindaklanjuti secara langsung oleh pemerintah.

Selanjutnya Asep Riyadi dalam pemaparan inflasi mengatakan, Pada bulan Maret 2024, Provinsi Riau terjadi inflasi m-to-m sebesar 0,72 %, inflasi y-on-y sebesar 3,57 % dan inflasi y-to-d sebesar 1,43 %.Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Maret 2024 secara m-to-m adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 0,61 %. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain Cabai merah, bawang merah, kentang, telur ayam ras, beras, cabai rawit, cabai hijau, ikan serai, terong dan minyak goreng.

Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Maret 2024 secara y-on-y adalah:

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil 2,41 %. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah cabai merah. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,40 %. Komoditas penyumbang

utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk. Kelompok transportasi dengan andil 0,26 % dengan komoditas penyumbang utamanya adalah mobil.

(Ifa/Bps News)