Kepala BPS Riau Sebagai Pembahas dalam Talk Show dengan Tema Meneroka Ekonomi Riau Tahun 2024

Pekanbaru (24/01), Mengawali tahun 2024, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Provinsi Riau bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Riau menyelenggarakan talkshow dengan tajuk “Meneroka Ekonomi Riau 2024”. Acara Talk show ini merupakan Podcast Wan Abu Bakar, gubernur Riau tahun 2008. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Serbaguna Lantai 3 gedung Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau ini dibuka oleh Gubernur Riau yang diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Riau, Ir. Emri Juli Harnis, M.T., Ph.D. Dalam sambutannya, Emri memaparkan terdapat beberapa faktor pendorong ekonomi Riau, seperti daya beli masyarakat akan meningkat seiring dengan memasuki fase endemik, investasi tumbuh dengan kebijakan insentif dan kemudahan perizinan, meningkatnya indeks daya saing daerah tahun 2022. Beroperasinya jalan tol Pekanbaru – Bangkinang. Peningkatan produksi migas dengan optimalisasi sumur eksisting dan penemuan sumur baru oleh Pertamina Hulu Rokan. Dukungan kebijakan nasional mengenai Biosolar (B.30 – B.50), serta adanya pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024.

Selain Gubernur Riau, sambutan juga diberikan oleh Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau Bapak Muhammad Nur, Ketua ISEI Riau Bapak Herman Boedoyo, dan dimoderatori oleh Bapak Wan Abu Bakar yang merupakan Gubernur Riau pada masanya. Proyeksi ekonomi Riau yang optimis akan terjadi peningkatan ini memiliki beberapa catatan oleh para pembahas yang hadir. Dalam kesempatan ini, Kepala BPS Riau Asep Riyadi ditunjuk menjadi salah satu pembahas bersama 11 orang lainnya. Asep Riyadi menyampaikan, berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan BPS sepanjang 2023 menunjukkan kegiatan perekonomian cukup baik, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka penurunan. Namun, yang menjadi catatan adalah tingkat ekspor Provinsi Riau 2023 yang menurun dibandingkan dengan tahun 2022, salah satunya penurunan ekspor di produk unggulan yakni sawit dan migas. Acara pun berlanjut dengan sesi diskusi yang melibatkan akademisi, ahli ekonomi, Kepala lembaga/dinas/instansi, serta masyarakat umum.